GARUT - Terus bertambahnya fasilitas kesehatan (faskes) ditutup karena tenaga kesehatan (nakes) terinfeksi akibat Covid-19 menuai keprihatinan publik.
Berdasarkan hasil komunikasi dengan beberapa tenaga kesehatan Covid-19 Kabupaten Garut. Sampai 10 Desember 2020 sebanyak 376 tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19.
Tidak cukup hanya memahami langkah pemerintah yang secara berkelanjutan melakukan penambahan atau rekrutmen relawan nakes untuk penanganan khusus Covid-19 dan fasilitas kesehatan (faskes) lainnya.
Alangkah bijak, rekrutmen nakes juga perlu diiringi dengan tinjauan komprehensif terhadap praktik penanganan Covid-19 itu sendiri. Misalnya, soal manajemen kerja atau jam kerja yang dibebankan kepada nakes.
“Tak bisa dipungkiri bahwa kelelahan dan jam kerja yang panjang membuat nakes lebih rentan tertular, adakah jaminan keselamatan dan jaminan kesehatan untuk kami?” ujar salah satu tenaga kesehatan yang identotasnya minta tidak dipublikasikan, Minggu (13/12/2020).
Selain itu, tinjauan terhadap kelengkapan dan standar alat pelindung diri (APD) yang digunakan juga sangat penting. Menurut laporan sejumlah faskes, APD dan sarana lainnya yang tersedia stoknya makin menipis.
“Pada intinya, hak nakes untuk mendapatkan jaminan keselamatan kerja perlu diprioritaskan di seluruh faskes yang bertugas. Untuk dapat melaksanakan upaya ini, Satgas Covid-19. Kami harus terus berkoordinasi dengan faskes dan juga asosiasi profesi nakes untuk memastikan keamanan dan kebutuhan nakes saat bekerja,” jelas dia.
Satgas Covid-19 juga perlu melakukan pemetaan kebutuhan nakes dan faskes secara terus menerus. Salah satu caranya, penyediakan Sistem Informasi Puskesmas dan Rumah Sakit. Pengembangan terhadap sistem ini di tengah pandemi sangat penting untuk dilakukan.
“Misalnya, untuk melaporkan jumlah kematian nakes dan penyebabnya, kebutuhan nakesnya berapa, termasuk kebutuhan APD yang diperlukan. Harapannya juga, data-data yang dikumpulkan ini dapat dikaji lebih lanjut untuk melakukan pencegahan kematian nakes,” ujarnya.
Setiap tugas penanganan Covid ditangani beberapa tim, tenaga kesehatan yang bekerja tanpa batas waktu dengan ragam resiko, tanpa jaminan keselamatan, tidak ada jaminan kesehatan dari Pemerintah daerah. Insentif yang diterima hanya dari Pemerintah Pusat, itupun tidak untuk semua tapi hanya beberapa yang mendapatkannya.
“Kita juga manusia, petugas yang tidak boleh mengeluh, bahkan keluarga ikut beresiko terpapar, saat terpaparpun kita hanya diperlakukan seperti warga biasa”.
DEN BOY
Komentar Anda :